Jambioke.com, Kerinci- Kedua calon Bupati Kerinci, nomor urut 01 Darmadi dan nomor urut 02 Tafyani (HTK), mendapat sorotan tajam terkait pemahaman mereka tentang kondisi daerah yang mereka perjuangkan pasca debat kandidat yang berlangsung pada Selasa (12/11/2024) malam.
Bagaimana tidak, hal tersebut terbukti dengan jawaban dan penjelasan yang mereka utarakan ketika menjawab berbagai pertanyaan baik dari kandidat maupun panelis.
Dimana Darmadi menyatakan bahwa akan membawa sarana air bersih dan juga aliran listrik ke 4 Desa terisolir yang ada diwilayah Kabupaten Kerinci. Padahal kenyataan yang sebenarnya, 4 Desa tersebutlah merupakan sumber air bersih yang masih alami dari pegunungan. Begitu juga persoalan listrik, jauh sebelum ini bahwa 4 Desa tersebut sudah masuk aliran listrik. Hal ini tentunya, sebagai bukti bahwa Darmadi banyak tidak faham kondisi wilayah Kerinci dam bisa jadi tak pernah berkunjung ke 4 Desa tersebut.
Begitu juga dengan HTK, Dalam momen debat tersebut, HTK menyebut bahwa jumlah desa dan kelurahan di Kabupaten Kerinci adalah 218, padahal faktanya terdapat 285 desa dan 2 kelurahan. Banyak pihak menduga bahwa ketidaktahuan HTK ini mungkin berkaitan dengan fakta bahwa ia tidak menetap di Kabupaten Kerinci dam bahkan status KTP juga tidak di Kerinci, sehingga tidak sepenuhnya memahami kebutuhan dan karakteristik daerah.
Sehingga masyarakat menilai bahwa Kedua figur tersebut, yang selama ini dikenal tidak terlalu aktif berinteraksi dengan masyarakat Kerinci di luar masa kampanye Pilkada, dianggap tidak memahami dengan baik berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat setempat.
Menurut sejumlah tokoh masyarakat Kerinci, kedua calon tersebut hanya kembali ke daerah saat momen Pilkada, tanpa terlibat langsung dalam kehidupan sosial dan pembangunan Kerinci sehari-hari. Hal ini menimbulkan kecurigaan bahwa keduanya lebih tertarik untuk meraih kekuasaan dibandingkan dengan komitmen untuk memperbaiki kondisi daerah secara menyeluruh.
“Sangat disayangkan jika calon pemimpin daerah tidak memiliki keterikatan emosional dan pemahaman mendalam tentang Kerinci. Kami butuh pemimpin yang benar-benar peduli dan tahu masalah yang ada di lapangan, bukan yang hanya hadir saat Pemilu atau Pilkada saja,” ujar Jai Putra Trisna, salah seorang tokoh masyarakat Kerinci.
Masyarakat Kerinci juga menyoroti minimnya program konkret yang ditawarkan Darmadi dan Tafyani dalam visi dan misi mereka, yang sebagian besar dinilai hanya berfokus pada janji-janji tanpa solusi yang jelas. Banyak yang merasa kecewa karena kedua calon tersebut lebih sering menghabiskan waktu di luar daerah tanpa menunjukkan keberpihakan nyata terhadap isu-isu lokal, seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.
Sebagai gambaran, Kerinci sendiri memiliki sejumlah tantangan besar. Masyarakat berharap calon bupati yang terpilih nantinya bisa bekerja lebih keras untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut, bukan hanya hadir saat kampanye atau Pilkada saja.*